Perubahan masyarakat.
Indonesia
adalah Negara yang kaya baik hasil bumi nya maupun adat dan budaya. Tidak
terlepas dari itu saja, bahkan keanekaragaman hayati yang meliputi hutan tropis
yang luas serta dikelilingi lautan yang sangat luas pula, maka Indonesia pantas
menyandang negeri yang sangat kaya 230
juta jiwa pada tahun±hasil alam nya. Indonesia dengan
penduduk 2010 dari beranekaragam suku
ini sangat rentan sekali dengan konflik antar suku. Tapi dengan keberagaman
inilah yang memperkaya Indonesia. Di Indonesia diberlakukannya system
transmigrasi agar pemerataan jumlah penduduk berhasil karena pulau jawa adalah
pulau terpadat di dunia. Disinilah terjadi perpindahan penduduk, dimana pada
akhirnya terjadilah akulturasi budaya. Tidak heran maka di Kalimantan terdapat
kampong jawa atau di maluku yang sekarang sudah banyak percampuran orang –
orang di sana. Masalah lain muncul tatkala suku-suku atau penduduk asli sana
terusik oleh kedatangan para transmigran. Misalnya konflik yang terjadi antara
suku dayak dengan madura yang kita ketahui dengan tragedy sampit, bahkan ada
lagi konflik antar agama di ambon dan poso. Tapi ada pula yang berhasil seperti
di sumatera selatan, lampung dll. Perubahan social yang terjadi justru membuat
gesekan terhadap penduduk asli, misalnya pendatang yang datang lasngsung
menguasai perekonomian disana. Nah disini harus ada peran dari pemerintah
daerah agar gesekan-gesekan tersebut tidak menjadi konflik di daerah sana.
Sebenarnya jakarta sebagai ibukota Negara adalah contoh yang konkrit tentang
perubahan social yang nyata di Indonesia. Bagaimana tidak, dari daerah manapun
ada semua di jakarta, mulai dari sabang sampai merauke. Tentunya perubahan
social terjadi disini. Biasanya dikampung mereka sangat sopan bahkan gotong
royong selalu mereka lakukan. Tapi di jakarta justru mereka sangat egois, misal
dalam hal saluran air saja, untuk pembuatan saluran air saja mereka lebih baik
mengeluarkan uang dibandingkan tenaga padahal disini yang dibutuhkan bukan
hanya masalah tenaga tetapi kegotongroyongan. Di jakarta ini perubahan social
sangat kental sekali terlihat. Bahkan para koruptor itu sangat tidak
mencerminkan masyarakat Indonesia yang sangat menjunjung tinggi kesopanan (adat
ketimuran). Maka tidak heranlah di Indonesia ini sering ditimpa bencana,
introspeksi diri masing-masing kembalilah kita ke fitrahnya agar bencana tak
datang silih berganti. Tapi perubahan social perlu agar kita menjadi lebih baik
artinya berubah yang ke arah positif.
Bentuk-bentuk
Perubahan
Evolusi dan Perubahan Revolusi
Berdasarkan cepat lambatnya,
perubahan sosial dibedakan menjadi dua bentuk umum yaitu perubahan yang berlangsung cepat dan perubahan
yang berlangsung lambat. Kedua bentuk perubahan tersebut dalam sosiologi dikenal
dengan revolusi dan evolusi. [1]
Perubahan evolusi
Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang
terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak
tertentu dari masyarakat yang bersangkutan.[5] Perubahan-perubahan ini berlangsung
mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.[1] Dengan kata lain, perubahan sosial
terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan diri
terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu.[1] Contoh, perubahan sosial dari
masyarakat berburu menuju ke masyarakat meramu.
Menurut Soerjono Soekanto, terdapat
tiga teori yang mengupas tentang evolusi, yaitu[6]:
- Unilinier Theories of Evolution: menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari yang sederhana menjadi kompleks dan sampai pada tahap yang sempurna.
- Universal Theory of Evolution: menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut teori ini, kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.
- Multilined Theories of Evolution: menekankan pada penelitian terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian pada pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian.
Perubahan
revolusi
Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung
secara cepat dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya.[7] Secara sosiologis perubahan revolusi
diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga- lembaga kemasyarakatan
yang berlangsung relatif cepat.[7] Dalam revolusi, perubahan dapat terjadi
dengan direncanakan atau tidak direncanakan, dimana sering kali diawali dengan
ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan.[7]
Revolusi tidak dapat terjadi di
setiap situasi
dan kondisi masyarakat.[1] Secara sosiologi, suatu revolusi dapat terjadi harus
memenuhi beberapa syarat tertentu, antara lain adalah[1]:
- Ada beberapa keinginan umum mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.[1]
- Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut.[1]
- Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut, untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat, untuk dijadikan program dan arah bagi geraknya masyarakat.[1]
- Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut bersifat konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Selain itu, diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak. Misalnya perumusan sesuatu ideologi tersebut.[1]
- Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu suatu saat di mana segala keadaan dan faktor adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan revolusi. Apabila momentum (pemilihan waktu yang tepat) yang dipilih keliru, maka revolusi dapat gagal.[1]
Perubahan
direncanakan dan tidak direncanakan
Perubahan
yang direncanakan
Perubahan yang direncanakan adalah
perubahan-perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih
dahulu oleh pihak-pihak
yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat.[1][8] Pihak-pihak yang menghendaki suatu
perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok
orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan.[1] Oleh karena itu, suatu perubahan yang
direncanakan selalu di bawah pengendalian
dan [[pengawasan agent of change.[1] Secara umum, perubahan berencana dapat
juga disebut perubahan dikehendaki. Misalnya, untuk mengurangi angka kematian]]
anak-anak akibat polio, pemerintah mengadakan gerakan Pekan
Imunisasi Nasional (PIN)atau untuk mengurangi pertumbuhan jumlah penduduk pemerintah mengadakan program keluarga berencana
(KB).[1]
Perubahan
yang tidak direncanakan dan contoh
Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa
perubahan yang tidak dikehendaki oleh masyarakat.[1] Karena terjadi di luar perkiraan dan
jangkauan, perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan atau kendala-kendala
dalam masyarakat.[1] Oleh karenanya, perubahan yang tidak
dikehendaki sangat sulit ditebak kapan akan terjadi.[1] Misalnya, kasus banjir bandang di Sinjai, Kalimantan Barat. Timbulnya banjir dikarenakan
pembukaan lahan yang kurang memerhatikan kelestarian lingkungan.[1] Sebagai akibatnya, banyak perkampungan
dan permukiman masyarakat terendam air yang mengharuskan para warganya
mencari permukiman baru.[1]
Perubahan
berpengaruh besar dan berpengaruh kecil
Apa yang dimaksud dengan perubahan-perubahan
tersebut dapat kamu ikuti penjabarannya berikut ini[1].
Perubahan
berpengaruh besar
Suatu perubahan dikatakan
berpengaruh besar jika perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya per- ubahan
pada struktur kemasyarakatan, hubungan
kerja, sistem mata
pencaharian, dan stratifikasi
masyarakat.[1] Sebagaimana tampak pada perubahan
masyarakat agraris menjadi industrialisasi.[1] Pada perubahan ini memberi pengaruh
secara besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di wilayah industri dan mengakibatkan adanya perubahan mata
pencaharian.[1]
Perubahan
berpengaruh kecil
Perubahan-perubahan berpengaruh kecil
merupakan perubahan- perubahan yang terjadi pada
struktur
sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.[1] Contoh, perubahan mode
pakaian dan mode
rambut. Perubahan-perubahan tersebut tidak membawa pengaruh yang
besar dalam masyarakat karena tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar